Tradisi ketupat Desa Sedayulawas

halo sobat recfes, pada artikel kali ini saya akan berbagi pengalaman saya yang ada di desa sedayulawas, brondong, Lamongan.

festival kupat lepet sedayulawas


setelah hari raya idul fitri dan selang 7 harinya atau 1 minggunya di desa kami memeiliki tradisi yaitu kupatan gunung Menjuluk desa sedayulawas. tradisi ini dimulai masyarakat sebelumnya membuat ketupat, yang berasal dari janur, dan di isi beras di dalamnya lalu di masak, dan biasanya kuah nya itu berbagai macam macam seperti kare ayam, kare daging, gule, lodeh dan masakan yang khas daerah lainnya

setelah membuat ketupat, besoknya masyarakat desa sedayulawas bergegas naik gunung Menjuluk yang ada di selatan desa sedayulawas. dengan membawa makanan yaitu ketupat dan masakan lainnya untuk di makan di puncak gunung Menjuluk sambil menikmati pemdangan alam desa sedayulawas yang indah dan asri, atau di sekitar gunung Menjuluk sedayulawas. 

Festival ketupat gunung Menjuluk sedayulawas juga di hadir oleh gubernur Lamongan Bapak Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA dan Bapak Drs. KH. Abdul Rouf, Mag sebagai Bupati dan Wakil bupati. di dalam festival ini juga di adakan lomba seperti lomba membuat ketupat, lomba antar rt dan lainnya

tradisi ini entah siapa yang memulai nya tetapi tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu. kita sebagai masyarakat biasa harus melestarikan tradisi desa kita tercinta, dan agar tradisi ini tidak tergerus oleh zaman dan kita sebagai masyarakat hendaknya melestarikan dan menjaga tradisi budaya kita.

pada tahun 2020 sejak itu masih pandemi tradisi ini di tiadakan guna untuk mengurangi angka penyebaran virus corona pada tahun 2020. dan tahun 2021 saya lupa tradisi ini ada atau tidak, dan tahun 2022 tradisi ini kembali normal sampai sekarang.

biasanya para pecinta alam orang orang yang mau bermalam di bukit Menjuluk biasa nya mereka naik bukit itu sebelum H-1 tradisi dimulai dan besoknya turun.

nah demikian cerita saya mengenai festival Ketupat gunung Menjuluk desa sedayulawas,, jangan lupa di share ya


  • penulis : Muhammad Hafiz
  • editor : Muhammad Hafiz

LihatTutupKomentar
//